BUMDES Punya Peranan Penting Dalam Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional terus memperluas implementasi program Makan Bergizi Gratis.
Setiap harinya, kita membutuhkan setidaknya tiga waktu makan yang ideal untuk membantu tubuh agar tetap bertenaga. Waktu makan tersebut dimulai dari sarapan di pagi hari, makan siang, dan makan malam.
Sayangnya, banyak orang yang sibuk bersiap-siap di pagi hari sehingga tak sempat untuk sarapan. Padahal melewatkan sarapan apalagi hampir setiap hari, bisa berimbas hal buruk yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Kebiasaan tidak sarapan di pagi hari justru menimbulkan penyakit berbahaya yang akan mengintai. Berikut ini aneka penyakit yang pengobatan dan perawatannya seumur hidup akan menghampiri jika Anda terbiasa melewatkan sarapan.
1. Daya Ingat Terganggu
Saat Anda rutin sarapan, tubuh ternutrisi dan tenaga terisi sehingga bisa memperbaiki fungsi kognitif yang berkaitan dengan daya ingat pada otak. Hal ini pun berimbas pada tingkat kecerdasan yang bertambah. Sebaliknya, jika Anda banyak melewatkan sarapan, berisiko menurunkan daya ingat saat akan beraktivitas. Jika ini berlangsung terus-menerus, akhirnya daya ingat akan terganggu dalam jangka waktu lama.
2. Diabetes
Bagi wanita berisiko lebih tinggi terkena diabetes jika sering melewatkan sarapan. Dibanding dengan wanita yang selalu melakukan sarapan di pagi hari, risiko terkena diabetes menjadi lebih kecil bahkan tidak sama sekali.
Dilansir dari klikdokter.com, jika kita melewatkan sarapan akan menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin ini merupakan kondisi yang membutuhkan lebih banyak insulin untuk membawa gula darah ke kisaran normal. Saat sudah sampai di tahap kronis, akan ada faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.
3. Jantung
Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada, Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., M.P,H., RD., menjelaskan orang dalam rentang usia 45-82 tahun yang sering melewatkan sarapan lebih berisiko terkena penyakit jantung koroner.
"Riset ini sudah berlangsung selama 16 tahun sehingga menunjukkan jika risiko tersebut tidak main-main," tutur Mirza seperti dilansir dari laman ugm.ac,id.