Program Makan Bergizi Gratis di Tomohon Perkuat Kolaborasi Pemerintah dan Tokoh Keagamaan
Keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat menjadikan program ini dapat berjala
Tomohon, Sulawesi Utara (18/12) - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN) tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Pernyataan itu disampaikan oleh perwakilan pemerintah pusat saat menggelar sosialisasi program MBG di Kantor Daerah Gereja Advent DKM Tomohon, pada Rabu, (17/12).
Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, menekankan bahwa MBG merupakan program strategis yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Ia menyampaikan bahwa pengawasan dan evaluasi akan terus dilakukan agar program ini berjalan sesuai dengan prosedur dan memberikan manfaat optimal.
“Kami ingin memastikan bahwa program ini benar-benar dirasakan oleh penerima manfaat dan dilaksanakan secara transparan. MBG juga diharapkan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat di sekitar pelaksanaannya,” tutur Felly Estelita.
Plt. Deputi Bidang Promosi dan Kerjasama Badan Gizi Nasional, Gunalan, menjelaskan bahwa kehadiran MBG telah mendapatkan respons positif dari berbagai daerah, termasuk Tomohon. Menurutnya, program ini tidak hanya meningkatkan semangat anak-anak untuk bersekolah, tetapi juga memberikan rasa tenang bagi orang tua karena kebutuhan gizi anak mendapat perhatian serius.
“Program ini adalah investasi jangka panjang untuk melahirkan generasi Indonesia yang sehat dan berkualitas. Oleh karena itu, dukungan semua pihak sangat diperlukan,” jelas Gunalan.
Keberhasilan program ini tak bisa bergantung pada penyediaan makanan semata. Diperlukan dukungan dari aspek non-materiil, terutama dalam membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya gizi seimbang. Disinilah edukasi gizi memainkan peran krusial, baik melalui kurikulum formal sekolah maupun pendekatan di luar ruang kelas, guna mengoptimalkan dampak dari kebijakan pemerintah tersebut.
Berdasarkan riset, Indonesia diproyeksikan akan memiliki populasi muda yang besar pada tahun 2045 dan program ini dapat menjadi pilar penting dalam mendukung generasi muda yang sehat, produktif, dan siap bersaing di masa depan.