Ashabul Kahfi: Angka Stunting di Indonesia Mengkhawatirkan
Indonesia masih mengalami stunting yang cukup tinggi yaitu di angka 21,7% atau urutan kedua di Asia
Memiliki kulit putih menjadi idaman banyak orang terutama para perempuan. Tidak heran, berbagai cara dilakukan agar kulit terlihat bersinar dan cerah.
Salah satu upaya mendapatkan kulit cerah adalah melakukan body bleaching.
Body bleaching atau pemutihan tubuh merupakan proses menggunakan produk pemutih seperti krim, sabun, atau obat-obatan membuat wajah dan tubuh menjadi lebih putih.
Sayangnya, metode memutihkan kulit dengan body bleaching membawa efek buruk pada tubuh.
Dilansir Healthline, Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) tidak merekomendasikan beberapa produk body bleaching.
Terlebih, ada banyak produk body bleaching mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti merkuri atau hidrokuinon.
Beberapa produk krim pemutih mengandung merkuri sangat berbahaya untuk kulit. Jenis logam berat ini bisa menimbulkan gangguan kesehatan bagi tubuh mulai dari ruam kemerahan pada wajah hingga penyakit serius seperti kerusakan pada paru-paru dan ginjal jika terpapar dalam waktu lama.
“Food and Drug Administration (FDA) tidak merekomendasikan untuk bleaching badan. Cara paling aman untuk memutihkan kulit adalah mendatangi dokter kulit dan mendapatkan obat pemutih yang sesuai dengan kondisi kulit,” ungkap dr. Dyah Novita Anggraini, dikutip Klikdokter.
Melansir berbagai sumber, berikut efek samping dan bahaya Body Bleaching:
Keracunan Merkuri
Berdasarkan Journal of Health & Pollution, merkuri sering ditambahkan ke produk pencerah kulit membantu menghambat pembentukan melanin.
Melanin atau pigmen memberi warna alami pada kulit seseorang diproduksi lebih banyak dibanding seseorang berkulit terang. Penggunaan merkuri dipercaya bisa mencerahkan warna kulit.
Sayangnya, merkuri merupakan bahan berbahaya bisa merusak kesehatan kulit. Gejala keracunan merkuri ruam kemerahan, gatal, lapisan kulit menipis, mati rasa, hipertensi, hingga emosi tidak stabil.
Iritasi Kulit
Penelitian Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology mengungkapkan bahwa bahan kimia seperti merkuri memicu terjadi iritasi kulit.
Gejala dialami penderita di antaranya adalah perih, gatal, dan kulit kemerahan.
Dermatitis Kontak
Terjadi peradangan di kulit diakibatkan kontak antara kulit dengan zat tertentu.
Kemungkinan, gejala dialami bisa meliputi:
Okronosis
Body bleaching bisa menyebabkan kulit berubah warna menjadi biru kehitaman atau okronosis eksogen.
Seseorang mengaplikasikan krim pemutih di seluruh tubuh berpotensi meningkatkan risiko okronosis.
Gangguan Ginjal
Gangguan ginjal terjadi kerusakan pembuluh darah di ginjal. Kondisi ini menyebabkan tubuh kesulitan menyaring limbah dan mengatur kelebihan air, sehingga tubuh akan mengeluarkan lebih banyak protein dalam urine.
Tanda-tanda mengalami sindrom nefrotik yaitu pembengkakan di sekitar mata, kaki, dan pergelangan kaki, serta urine berbusa.
Jerawat Steroid
Biasanya jerawat akan muncul di wajah atau punggung, jerawat steroid sebagian besar akan memengaruhi dada, punggung, lengan, dan bagian tubuh lain, apalagi jika krim digunakan dalam jangka panjang.
Gejala diantaranya adalah komedo, benjolan merah kecil, benjolan merah besar dan terasa nyeri.(*)