BUMDES Punya Peranan Penting Dalam Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional terus memperluas implementasi program Makan Bergizi Gratis.
Pasta gigi atau akrab disapa odol di Indonesia merupakan bahan pembersih gigi digunakan tiap kali menyikat gigi.
Pasta gigi diracik menggunakan bahan-bahan kimia, seperti perasa, pewarna, kalsium, detergen, fluoride, dan triclosan. Bahan-bahan ini tidaklah aman jika dipakai secara berlebihan, apalagi untuk anak.
Melansir Alodokter, sekitar 96 persen anak memiliki kebiasaan menelan pasta gigi ketika menyikat gigi. Kebiasaan ini harus segera dihentikan. Walau tidak selalu berbahaya, faktanya ada dampak buruk mengintai.
Sama seperti orang dewasa, anak-anak harus rutin menyikat giginya. Kebiasaan menyikat gigi sejak gigi pertama anak muncul, yakni sekitar usia 6 bulan.
Mengutip Klikdokter, berikut bahaya menelan pasta gigi bila anak sering menelan pasta gigi:
1. Dental Fluorosis
Dental fluorosis adalah kerusakan pada lapisan enamel gigi tetap ditandai dengan timbul bercak dan garis-garis putih.
Efek lebih berat, dental fluorosis bisa menyebabkan gigi seperti terkena noda cokelat kehitaman dan terdapat lubang-lubang dalam yang rapuh.
Hal ini bisa dipicu kebiasaan menelan zat fluoride dalam pasta gigi, khususnya pada tahap pembentukan gigi di usia 0-8 tahun.
Kondisi tersebut akan membuat anak menjadi tidak percaya diri terhadap gigi tetapnya, terutama saat memasuki usia remaja.
2. Ruam Kulit
Penggunaan pasta gigi mengandung fluoride mencetuskan reaksi alergi pada beberapa anak. Reaksi alergi bisa berupa dermatitis perioral, yakni ruam merah di mulut dan sekitarnya. Selain itu, jenis ruam ini bisa menyebabkan sariawan.
Kasus semacam ini lebih banyak terjadi pada perempuan usia 20-50 tahun, bukan berarti anak-anak tidak bisa mengalaminya. Jika hal itu terjadi, segera hentikan pemakaian pasta gigi tersebut dan ganti dengan pasta gigi non-fluoride.
3. Keracunan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengeluarkan peringatan mengenai bahaya menelan pasta gigi.
Disebutkan, anak banyak menelan pasta gigi dengan kandungan fluoride berisiko keracunan, atau bahkan berujung kematian.
Berdasarkan penelitian, satu tube pasta gigi anak dengan rasa bubble gum mengandung 143 mg fluoride. Kandungan ini bisa mematikan anak kecil dengan berat badan kurang dari 30 kg.
Anak keracunan fluoride dengan dosis 0,1-0,3 mg/kg. BB berisiko mengalami gangguan kesehatan. Beberapa gejala mungkin timbul adalah nyeri lambung, mual, muntah, sakit kepala, pusing, dan munculnya gejala seperti flu.
4. Terganggu Metabolisme Gula Darah
Terlalu banyak menelan pasta gigi berfluoride bisa berbahaya bagi anak, karena memengaruhi kadar gula darah dan hormon insulin.
Hal ini terjadi pada lebih dari 5-10 persen anak-anak menggunakan pasta gigi berfluoride, terutama memakai fluoridasi di air minumnya.
Artinya, anak terlalu banyak menelan fluoride dari pasta gigi lebih berisiko mengalami penyakit diabetes.
Hal ini sangat penting diperhatikan, khususnya bagi anak punya faktor risiko dan riwayat diabetes. Untuk anak-anak tersebut, sebaiknya diberikan pasta gigi dengan kadar fluoride rendah atau tanpa kandungan fluoride sama sekali.
5. Risiko Kanker Tulang, IQ Menurun, hingga ADHD
Keamanan dalam penggunaan pasta gigi berfluoride masih dalam perdebatan. Beberapa penelitian menunjukkan tidak ada hubungan sebab-akibat dari air minum mengandung fluoride dengan risiko kanker tulang.
American Dental Association menganjurkan pemakaiannya untuk anak-anak dan dewasa. Dengan catatan, penggunaannya harus tepat.
Anjuran untuk anak di bawah 3 tahun adalah sebesar biji beras, sedangkan anak di atas 3-6 tahun sebesar biji kacang polong.(*)