Kartini Media
Ilustrasi terlalu banyak tidur. Foto: Freepik

Efek Samping Terlalu Banyak Tidur, Salah Satunya Gangguan Fungsi Otak

Tidur memiliki manfaat penting menjaga kesehatan, tetapi jika terlalu banyak justru tidak baik.

Dikutip dari Premier Health, kebutuhan tidur setiap orang bervariasi tergantung pada usia, tingkat aktivitas, kesehatan umum, dan kebiasaan gaya hidup.

Meskipun kebutuhan tidur berbeda dari waktu ke waktu dan dari orang ke orang, para ahli biasanya merekomendasikan agar orang dewasa tidur antara tujuh hingga sembilan jam setiap malam.

Susan Redline, MD, MPH, profesor kedokteran tidur di Harvard mengatakan bahwa individu tidur lebih dari 10 jam setiap hari umumnya memiliki profil kesehatan lebih buruk, dibandingkan mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam setiap hari.

Sebenarnya, kebanyakan tidur menjadi lebih umum seiring bertambah usia, dan tidak sepenuhnya jelas apakah itu merupakan tanda bahwa orang tersebut mengidap suatu penyakit atau apakah itu benar-benar membuatnya sakit.

“Pendapat yang dominan adalah bahwa tidur yang lama merupakan penanda adanya masalah kesehatan,” kata Redline, seperti yang dikutip dari Prevention.

Michael Irwin, MD, profesor di David Geffen School of Medicine di University of California, Los Angeles mengatakan bahwa kebanyakan tidur bisa menyebabkan penyakit.

“Apa yang sebenarnya kami lihat adalah sekelompok orang yang menghabiskan waktu lama di tempat tidur,” kata Irwin mencatat bahwa orang-orang ini mungkin tidak bisa tidur nyenyak sepanjang waktu.

Melansir dari amerisleep, para peneliti melihat bagaimana kebiasaan berbeda terhubung dengan kesehatan fisik dan mental. Selain itu, tidur berlebihan dikaitkan dengan tingkat kematian dan penyakit lebih tinggi serta hal-hal seperti depresi.

Penelitian kemudian menghubungkan kebiasaan tidur lebih lama dengan:

Gangguan Fungsi Otak dan Kesehatan Mental

Tidur memainkan peran penting dalam otak. Sebab otak membersihkan produk sampingan limbah, menyeimbangkan neurotransmiter, dan memproses ingatan saat istirahat, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Penelitian lain menemukan gangguan memori dan penurunan fungsi kognitif dengan tidur yang lebih lama. Selain itu, penelitian lain menunjukkan, terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur dikaitkan dengan peningkatan faktor risiko penyakit alzheimer.

Sementara itu, penelitian di Spanyol menemukan orang tidur terlalu lama bisa meningkatkan risiko terkena demensia.

Depresi dan Kesehatan Mental

Tidur berlebihan dianggap sebagai gejala potensial depresi. Sementara banyak orang dengan depresi melaporkan insomnia, sekitar 15 persen cenderung tidur berlebihan.

Orang dengan durasi tidur yang lama juga lebih mungkin mengalami depresi terus-menerus atau gejala kecemasan dibandingkan dengan orang tidur normal.

Peningkatan Faktor Peradangan

Peradangan kronis dalam tubuh dikaitkan dengan peningkatan risiko segala sesuatu mulai dari diabetes, penyakit jantung, serta penyakit alzheimer. Faktor gaya hidup tertentu seperti merokok, obesitas, dan infeksi berkepanjangan bisa menyebabkan peradangan. Selain itu, kurang tidur atau terlalu banyak tidur menjadi faktor berperan.

Peningkatan Rasa Sakit

Penelitian menunjukkan, dalam beberapa kasus terlalu banyak tidur bisa memperburuk gejala rasa sakit. Misalnya, nyeri punggung bisa memburuk karena terlalu sedikit aktivitas atau terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat tidur. Selain itu, tidur berlebihan dikaitkan dengan tingkat sakit kepala lebih tinggi.

Gangguan Kesuburan

Sebuah penelitian terhadap perempuan Korea menjalani terapi fertilisasi in vitro mendapati perempuan tidur tujuh hingga delapan jam memiliki peluang terbaik untuk hamil.

Tidur memiliki tingkat kehamilan tertinggi (53 persen) dibandingkan dengan mereka yang tidur enam jam atau kurang (46 persen) dan mereka tidur 9-11 jam (43 persen).

Penulis studi menyarankan tidur di luar rentang normal memengaruhi hormon dan siklus sirkadian, mengganggu kesuburan.

Gangguan Toleransi Glukosa

Toleransi glukosa mengacu pada kemampuan tubuh untuk memproses gula dan gangguan toleransi glukosa dikaitkan dengan resistensi insulin. Selain itu, kondisi ini merupakan faktor risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Peningkatan Berat Badan

Menggunakan data yang sama dengan penelitian Kanada enam tahun sebelumnya, peneliti menemukan hubungan antara penambahan berat badan dan tidur.

Orang tidur pendek dan lama mengalami kenaikan berat badan lebih banyak daripada orang yang tidur normal selama periode enam tahun (1,98 kg dan 1,58 kg) dan lebih cenderung mengalami kenaikan berat badan signifikan.

Risiko Penyakit Jantung Lebih Tinggi

Menggunakan informasi dari National Health and Nutrition Examination Survey (NAHNES), para peneliti mengaitkan tidur pendek dan panjang dengan risiko penyakit jantung koroner dan stroke yang lebih tinggi.

Studi tersebut menemukan, orang tidur lebih dari delapan jam per malam, dua kali lebih mungkin mengalami angin duduk dan nyeri dada disebabkan berkurang aliran darah dan 10 persen lebih mungkin terkena penyakit jantung koroner.

Risiko Stroke Lebih Tinggi

Sebuah studi para peneliti Universitas Cambridge melihat data dari sekitar 9.700 orang Eropa selama 11 tahun. Orang tidur lebih dari delapan jam 46 persen lebih mungkin mengalami stroke selama masa studi setelah disesuaikan dengan faktor komorbiditas.(*)

Artikel Terkait