Cara Efektif Menghadapi Anak Kecanduan Gadget, Perlu Diskusi
Ilmuwan asal New York University membagikan langkah penting untuk menghadapi anak-anak yang kecandua
Industri syariah di Indonesia semakin ramai dan berkembang. Belakangan ini, tren produk syariah disambut baik masyarakat Tanah Air.
Seperti diketahui, Indonesia dengan mayoritas penduduk beragama Islam merupakan pangsa pasar luas bagi bisnis syariah. Produk syariah menjadi sangat diminati di masyarakat sehingga tidak mengherankan bisnis syariah berkembang pesat.
Setelah bank dan lembaga keuangan syariah saat ini mulai berkembang ke arah bisnis real seperti hotel syariah, supermarket syariah, dan terbaru adalah rumah sakit syariah.
Ilustrasi pelayanan di Rumah Sakit syariah. Foto: Istimewa
Mengenal RS Syariah
Melansir kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id, bisnis syariah terutama rumah sakit sangat berbeda jauh dengan bisnis syariah di bank dan lembaga keuangan, operasional utama rumah sakit berbentuk interaksi antar manusia merupakan objek juga diatur dalam penerapan rumah sakit syariah.
Rumah sakit syariah berbasis keagamaan, terutama menggunakan dasar nilai-nilai Islam.
"Rumah sakit syariah adalah rumah sakit yang seluruh aktivitasnya berdasarkan kepada maqashid syariah, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, menjaga harta kekayaan," jelas Ketua Umum Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI), dr. Masyhudi, A.M, M.Kes, di kanal YouTube MUKISI "Mengenal Rumah Sakit Syariah".
Dalam pelaksanaannya, kata Masyhudi, rumah sakit syariah berdasar pada fatwa, standar, dan instrumen ditetapkan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Standar Layanan RS Syariah
Masyhudi menjelaskan rumah sakit syariah menjamin mutu dan keselamatan pasien karena untuk mendapatkan sertifikasi rumah sakit syariah, rumah sakit harus terakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Standar rumah sakit syariah meliputi dua hal, yaitu standar pelayanan syariah, dan standar manajemen syariah.
Standar pelayanan minimal syariah (SPM) di antaranya membaca "Bismillah" pada pemberian obat dan tindakan, penjagaan hijab untuk pasien muslimah pada setiap keadaan, penggunaan hijab pasien muslimah di rawat inap, dan menutup tirai sebelum tindakan atau pemeriksaan, serta pemakaian hijab ibu menyusui.
Rumah sakit syariah terdapat mandatory training (training fiqih orang sakit untuk perawat), edukasi Islami (bimbingan doa bagi pasien dan keluarga), pemasangan EKG (sesuai gender dan menggunakan baju EKG), dan baju khusus untuk pasien USG. Lalu, penjadwalan operasi disesuaikan agar tidak terbentur waktu salat.
Selain itu, ada indikator mutu wajib syariah, yakni bimbingan sakaratul maut dan pelayanan jenazah, mengingatkan waktu salat, pemasangan kateter sesuai gender, asesmen awal spiritual terhadap pasien, dan pendampingan spiritual pasien HD.
Ada pendampingan tayamum pasien, pendampingan salat pasien, dan edukasi fiqih ibu hamil dan menyusui.
Mengenai makanan halal, tim manajemen halal rumah sakit bertugas menjaga agar penyediaan makanan bagi pasien dari mulai perencanaan menu hingga makanan tersaji dipastikan bahan digunakan adalah halal. Proses pengolahan mengikuti pedoman syariat Islam.
Sertifikasi RS Syariah
Mengutip mukisi.com, Pengurus Pusat Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (PP MUKISI) Dr. dr. Yahmin Setiawan, MARS mengatakan, rumah sakit syariah di Indonesia mendapatkan sambutan baik masyarakat luas.
Sedikitnya, ada 72 rumah sakit syariah tersebar di Indonesia pada September 2022.
Mengenai sertifikasi rumah sakit syariah, MUKISI mengacu pada fatwa nomor 107 tahun 2016 ditetapkan DSN-MUI tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah.
Ada 201 elemen penilaian digunakan MUKISI sebagai proses sertifikasi Rumah Sakit Syariah.
Penilaian turut menyasar kepada keramahan dan komunikasi pelayanan rumah sakit terhadap pasien. Hal ini dilakukan agar masyarakat merasakan langsung pelayanan yang optimal, terutama kaitan dengan ibadah muamalah ketika beriktiar menjalani pengobatan di rumah sakit.(*)