Google Tergeser, Gen Z Gunakan TikTok Sebagai Mesin Pencari Informasi Online
Kebiasaan Googling kini mulai tergeser tren baru. Generasi Z atau Gen Z tumbuh di era internet mulai
Belakangan ini ramai kasus dugaan penganiayaan balita di sebuah daycare di Depok, Jawa Barat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orangtua yang hendak menitipkan anak di daycare.
Ada beberapa hal bisa dijadikan pertimbangan ketika memilih daycare agar anak tetap aman dan nyaman.
Saat memilih daycare, jangan serta merta mengandalkan harga ditawarkan sebab harga tidak selalu menjamin fasilitas dan layanan ditawarkan aman dan nyaman untuk anak.
Berikut tips memilih daycare yang tepat dan bisa dipraktikkan orangtua, dikutip dari berbagai sumber:
1. Lihat tempat dan fasilitasnya
Psikolog di Mykidz Clinic, Gloria Siagian M.Psi. menuturkan, orngtua harus melihat tempat dan fasilitas yang disediakan.
"Lihat tempatnya bagaimana dan kalau daycare anak-anak ada tempat tidur," ujar dia saat dihubungi Kompas.com.
Dengan demikian, orangtua bisa mengetahui kondisi asli tempat penitipan tersebut. Tidak semua terpampang di media sosial sama seperti aslinya.
2. Periksa kehadiran CCTV dan perizinan
Sebagai jaminan keamanan, tempat penitipan anak seharusnya memiliki kamera CCTV di titik-titik sering dihampiri anak.
Untuk menghindari terjadi sesuatu dan tempat penitipan anak lepas tangan atau mengelak, misalnya ketika ada sesuatu diadukan anak kepada orangtuanya.
Selanjutnya adalah memeriksa perizinan. Tempat penitipan anak resmi tidak akan sungkan memperlihatkan dokumen menyatakan legalitasnya.
3. Ketahui jumlah pengasuh
Menurut psikolog akrab disapa Anggi, mengetahui jumlah pengasuh yang bekerja di tempat penitipan anak cukup penting.
Dengan demikian, orangtua bisa mengetahui berapa jumlah anak ditangani setiap pengasuh. Ini untuk memastikan setiap anak dititipkan diasuh dan diperhatikan dengan baik, bukannya diabaikan.
4. Apakah ada anak berkebutuhan khusus?
Mengetahui apakah tempat penitipan anak juga menerima anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat penting.
"ABK berarti butuh perhatian khusus. Jadi kita bisa tahu, kalau memang ada, apakah anak-anak yang lain akan mendapatkan perhatian yang cukup atau tidak," ujar Gloria.
5. Ketahui aktivitas ditawarkan
Umumnya, tempat penitipan anak juga menawarkan aktivitas tertentu menghibur anak-anak dititipkan. Gloria menuturkan, orangtua perlu mengetahui jenis aktivitas dilakukan dan siapa berperan dalam aktivitas itu.
"Ada juga daycare yang menawarkan makanan. Kita perlu tahu bagaimana soal pemberian makanannya dan pilihan makanannya," terang dia.
6. Mengizinkan orangtua berkeliling
Tempat penitipan anak yang resmi tidak akan sungkan mengizinkan orangtua berkeliling melihat seluruh bangunan dan fasilitas mereka. Selain itu, setiap staf dan pemiliknya akan terbuka dengan beragam informasi ditanyakan orangtua.
"Sebagai orangtua, kita berhak tahu siapa yang akan mengawasi anak selama dititipkan, dan seberapa bisa kita berkomunikasi dengan pihak daycare. Menurut saya itu penting," tegas Gloria
7. Datang di luar jadwal kunjungan
Tips lain perlu dilakukan adalah mendatangi tempat penitipan anak tanpa janjian dengan mereka. Hal itu menurutnya diperbolehkan untuk orangtua melihat aktivitas di daycare secara spontan.
"Kita memang harus sangat jaga-jaga dan hati-hati, apa lagi di daycare anak-anaknya relatif yang belum bisa mengadu. Kalau bisa selektif milih ART (asisten rumah tangga), kita juga bisa selektif milih daycare," lanjut dia.
8. Jangan cuma sekali survei
Gloria tidak menyarankan orangtua hanya melakukan survei satu kali, tetapi beberapa kali. Setiap melakukan survei, jangan lupa untuk ajak anak membiasakannya dengan lingkungan baru.
9. Ketahui pola pendisiplinan anak
Tidak semua anak bisa memahami dan menuruti aturan berlaku di tempat penitipan anak.
Ada kemungkinan apa yang dilakukan mereka merupakan suatu kesalahan, sehingga perlu diberikan konsekuensi atas perbuatannya.
"Misalnya ada anak buang makanannya, karena kan ada masa itu pada anak-anak, daycare seperti apa pola pendisiplinan dan pemberian konsekuensinya?" ujar Gloria.
Sebagai informasi, melansir Tempo, dalam kasus penganiayaan anak di daycare Depok, polisi menetapkan pemilik daycare Wensen School Indonesia, Meita Irianty, sebagai tersangka.
Ia diduga menganiaya dua balita yang dititipkan di tempat penitipan anak miliknya. Meita dijerat Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman kurungan penjara maksimal lima tahun.
Kapolres Metro Depok Komisaris Besar Arya Perdana mengatakan, saat diperiksa tersangka tidak mengingkari perbuatannya. Meita mengaku khilaf.
"Kami mengkonfirmasi bahwa yang ada di video tersebut benar yang bersangkutan telah melakukan kekerasan terhadap anak," kata Arya dikutip dari Tempo.
Di sisi lain, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengkaji kebijakan pendirian tempat penitipan anak atau daycare Wensen School Indonesia.
Anggota Komisioner KPAI, Dian Sasmita menuturkan KPAI mendorong agar daycare tidak hanya memenuhi syarat-syarat administratif, melainkan juga memastikan ada mekanisme pengawasan secara berkala.(*)