Kartini Media
Ally Hensley. Foto: allyhensley.com

Kisah Ally Hensley Terlahir Tanpa Vagina, 25 Tahun Baru Bisa Menerima

Seorang perempuan asal Berkshire, Australia bernama Ally Hensley, 39 tahun, angkat suara tentang kondisi langka tubuhnya yang membuatnya sedih dan berkecil hati selama bertahun-tahun. Ally lahir tanpa vagina dan menyamakan dirinya seperti boneka Barbie yang tidak memiliki alat kelamin.

Dikutip dari DailyMail, Ally Hensley menjelaskan diagnosis kondisi langkah di tubuhnya dikenal Sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH) pada usia 16 tahun, yang berarti dilahirkan tanpa vagina. Diagnosisnya, tanpa rahim dan leher rahim serta tidak bisa hamil serta menstruasi.

Kondisi ini memengaruhi satu dari 5.000 perempuan di seluruh dunia dengan tingkat keparahan berbeda-beda.

"Selama bertahun-tahun aku merasa malu dengan tubuhku. Aku merasa bukan perempuan normal dan harus berdamai dengan fakta bahwa aku tidak pernah bisa memiliki anak. Aku tidak merasa seperti perempuan pada umumnya, dan bagaimana bisa membangun hubungan dengan pria, dan kesulitan merasa diri lebih berharga, percaya diri dan mempertanyakan apakah aku cukup sebagai perempuan?" kata Ally dalam podcast XPosed.

Ally bahkan tidak bisa berhubungan seks jika tidak menjalani operasi atau pelebaran manual dengan dilator medis. Ally mengaku memilih untuk menggunakan dilator.

Berbicara kepada Mamamia, Ally_Hensley menjelaskan panjang vaginanya kira-kira sepanjang kuku jari tangan.”

"Aku memilih pelebaran, aku ingin membuat vagina saya sendiri. 'Lesung pipit' vaginaku tidak lebih dari panjang ibu jari dan aku harus meregangkannya hingga setidaknya lima inci," ucap Ally.

Proses 'pelebaran' vagina memakan waktu selama sembilan bulan. Masa-masa tersebut dirasakan Ally sangat sulit karena ia harus menanggung rasa sakit.

Butuh waktu 25 tahun bagi Ally bisa menerima kenyataan tubuhnya. Kini Ally pun menjadi influencer yang berbagi kisah tentang alat kelaminnya.

"Aku memposting sesuatu tentang vaginaku di Instagram dan menerima begitu banyak DM dari perempuan yang juga merasa malu dengan kondisi medisnya, sehingga mereka tidak merasa diri seperti perempuan 'normal', apa pun arti kata itu," ujarnya.

Kini, Ally bersuara meningkatkan kesadaran akan kondisi tersebut. 

Ally Hensley tercatat sebagai pendiri dan Wakil Presiden MRKH Australia, sebuah organisasi nirlaba menyediakan ruang aman, ramah, dan inklusif bagi orang terkena dampak MRKH.(*)

Artikel Terkait