Google Tergeser, Gen Z Gunakan TikTok Sebagai Mesin Pencari Informasi Online
Kebiasaan Googling kini mulai tergeser tren baru. Generasi Z atau Gen Z tumbuh di era internet mulai
Saat menstruasi, kebersihan area vagina menjadi hal sangat penting diperhatikan. Sebab, bila kotor bisa menimbulkan kuman, dan bakteri yang menyebabkan penyakit di area vagina seperti infeksi saluran kencing, infeksi saluran reproduksi, iritasi kulit, bau tidak sedap, dan bakteri.
Berdasarkan penelitian UNICEF, 1 dari 4 anak di Indonesia tidak pernah mendapatkan informasi seputar menstruasi sebelum mereka menstruasi pertama kali.
Mereka kerap kali merasa malu, ketakutan, dan menangis belum siap ketika mendapatkan menstruasi pertama.
Hal tersebut diperparah dengan tidak validnya informasi yang mereka peroleh dari orangtua sebagai sumber utama informasi.
Manajemen Kebersihan Menstruasi
Cara membersihkan darah haid saat menstruasi dengan melaksanakan manajemen kebersihan menstruasi (MKM) yang dinilai penting disosialisasikan dan diterapkan bagi semua perempuan.
Apalagi dalam kondisi darah haid yang banyak, potensi darah tembus pun lebih besar. Selain itu, darah haid banyak membuat area vagina lembap dan lebih panas. Ditambah, kadar estrogen sedang tinggi.
"Tetap ganti aja walaupun darah haidnya sedikit karena selain darah, kan ada cairan vagina yang mengandung banyak mikroorganisme. Kalau ada darah haid, dia bisa tumbuh di situ," kata dr. Liva Wijaya, Sp.OG dikutip dari detik.com.
Darah menstruasi bisa menjadi tempat bagi bakteri tumbuh subur sehingga memperbesar risiko infeksi bakteri.
Dijelaskan Liva, bakteri ada di cairan vagina lalu bertemu darah menjadi nutrisi bagi si bakteri sehingga bakteri berpotensi tumbuh.
Dengan keadaan menstruasi dimana pH vagina sedikit berubah, ditambah terkadang pertahanan tubuh menurun, bakteri akan tumbuh dan bisa memicu infeksi vulva di vagina.
Ketika perempuan mengalami infeksi panggul di antaranya sulit punya anak, perlengketan rahim dan saluran telur atau bahkan usus, serta infeksi menyeluruh.
Sarang Bakteri
Sementara itu, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr. Wawang Setiawan Sukarya, Sp.OG(K), MARS, MH.Kes menjelaskan, frekuensi mengganti pembalut menstruasi yang ideal tergantung dari berapa banyak darah haid yang keluar.
“Berapa kali gantinya (pembalut) per hari? Tergantung dari banyaknya darah haid yang keluar,” ujar Wawang dikutip dari kompas.com.
Semakin banyak darah yang keluar, maka frekuensi mengganti pembalut sebaiknya semakin sering. Sebab, jika pembalut penuh dan dibiarkan dalam waktu lama, akan berpotensi menjadi sarang bakteri.
Hal tersebut dapat memicu terjadinya infeksi pada kelamin, seperti gatal-gatal hingga kulit lecet.
“Jadi, jangan dibiarkan basah seharian, selain bisa bocor, juga bisa jadi sarang bakteri yang bisa menyebabkan infeksi,” tegas Wawang.
Ideal Ganti Pembalut
Frekuensi ganti pembalut disarankan 4 jam sekali, guna menjaga kebersihan area vagina. Atau minimal 4 kali sehari mengganti pembalut, tergantung darah haid yang keluar.
Jika menggunakan pembalut hingga 6-7 per hari, bisa dikatakan Anda mengalami pendarahan dan harus segera mencari pertolongan medis.(*)