Kartini Media
Ilustrasi sulit tidur. Foto: Freepik

Perlu Waspada! Jangan Anggap Sepele Insomnia, Bisa Tingkatkan Risiko Stroke

Insomnia merupakan gangguan tidur membuat seseorang sulit tidur di malam hari, tidak nyenyak, atau terbangun lebih awal, dan tidak bisa tidur kembali.

Gangguan tidur tidak hanya membuat tubuh terasa lelah dan mengantuk ketika bangun, tetapi bisa memicu gangguan kesehatan lainnya.

Melansir dari WebMD, sebuah jurnal diterbitkan Neurology menemukan bahwa insomnia bisa menyebabkan peningkatan risiko stroke.

Para peneliti menemukan bahwa individu mengalami lima hingga delapan gejala insomnia memiliki risiko stroke 51 persen lebih tinggi daripada individu tidak mengalami insomnia.

Sementara itu, individu dengan satu hingga empat gejala insomnia memiliki risiko stoke 16 persen lebih tinggi.

Menurut direktur Pusat Pengobatan Sirkadian dan Tidur di Feinberg School of Medicine di Northwestern University, Phyllis Zee, ritme tidur yang buruk bisa mengganggu metabolisme dan tekanan darah, serta menyebabkan peradangan pemicu stroke.

"Tidur buruk bisa mengganggu penurunan tekanan darah alami yang terjadi selama tidur malam dan berkontribusi terhadap hipertensi, yaitu faktor risiko utama stroke dan penyakit kardiovaskular," kata Zee.

Menurut laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 15 juta orang di dunia mengalami stroke setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 5 juta diantaranya meninggal dunia dan 5 juta orang lainnya mengalami cacat permanen akibat serangan stroke.

Penyebab Insomnia

Bahaya insomnia seringkali diabaikan penderitanya. Hampir setiap orang mengalami insomnia dari waktu ke waktu. Faktor-faktor seperti stres, jet lag, atau bahkan diet memengaruhi kemampuan seseorang mendapatkan tidur berkualitas.

Insomnia meningkat seiring bertambah usia. Terkadang insomnia hilang setelah faktor gaya hidup berubah. Penting mengobati insomnia karena bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya.

Melansir Halodoc, berikut ini risiko kondisi kesehatan bisa terjadi akibat insomnia:

Peningkatan Risiko Penyakit Fisik

Insomnia berkepanjangan bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit pada fisik, seperti:

  • Stroke
  • Kejang
  • Sistem kekebalan tubuh lemah
  • Kepekaan terhadap rasa sakit
  • Peradangan
  • Obesitas
  • Diabetes mellitus
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyakit jantung.

Peningkatan Risiko Gangguan Kesehatan Mental

Beberapa gangguan kesehatan umum terjadi akibat insomnia adalah depresi dan kecemasan.

Hal ini karena kurang tidur bisa meningkatkan hormon kortisol atau dikenal sebagai hormon stres. Akibatnya, orang mengalami insomnia cenderung mudah cemas dan khawatir akan banyak hal.

Peningkatan Risiko Kecelakaan

Kualitas tidur buruk akibat insomnia bisa menempatkan pengidapnya pada risiko kecelakaan lebih besar. Karena sulit tidur di malam hari, pengidap insomnia merasa lelah dan mengantuk di siang hari.

Harapan Hidup Menjadi Lebih Pendek

Hal ini disebutkan dalam sebuah analisis dipublikasikan Sleep Research Society. Dengan melibatkan lebih dari 1 juta peserta dan 112.566 kematian, para peneliti melihat korelasi antara durasi tidur dan kematian.

Mereka menemukan bahwa kurang tidur meningkatkan risiko kematian sebesar 12 persen, dibandingkan dengan mereka yang tidur 7-8 jam per malam.(*)

Artikel Terkait