Kartini Media
Ilustrasi anak menyikat gigi. Foto: Freepik

Sederet Tips Cegah Gigi Berlubang Pada Anak Autis

Anak autis lebih mungkin mengalami masalah gigi, dan kerap menunda pengobatan.

Autisme adalah gangguan perkembangan neurobiologis yang berat atau luas (gangguan saraf). Kondisi ini membuat diri tidak bisa berkomunikasi dengan normal. Akibatnya anak terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitif, aktivitas dan minat yang obsesif (Baron, Cohen, 1993).

Anak autisme bisa sangat sensitif atau tidak responsif terhadap rangsangan dari kelima panca indra dimilikinya. Perilakunya bisa agresif terhadap diri sendiri maupun orang lain atau bahkan sangat pasif.

Orangtua takut menyikat gigi dan membersihkan gigi setiap hari terutama saat anak autis tidak menyukai ide memasukkan benda ke dalam mulutnya atau memiliki masalah tekstur.

Janji temu dokter gigi mungkin menjadi tantangan tersendiri. Kunjungan ke dokter gigi bisa jadi sangat sulit sehingga melewatkan janji temu. Ini akan memerlukan perawatan gigi ekstensif di masa depan.

Menurut penelitian yang dimuat jurnal Pediatric Dentistry, diperkirakan setengah dari orangtua memiliki anak autis, menggambarkan kesehatan gigi anak mereka dalam kondisi “cukup” atau “buruk”. Bagi anak autistik, kunjungan ke dokter gigi bukan hal mudah.

Karenanya, penting menjaga kesehatan gigi dan mulut anak autis.

Melansir Kumparan.com, Drg. Udijanto Tedjosasongko, PhD., Sp.KGA(K) membagikan beberapa tips menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak autis.

Rutin Sikat Gigi

Udijanto menuturkan, menyikat gigi dua kali sehari secara rutin dengan pasta gigi mengandung fluoride bisa mencegah karies gigi.

Selain itu, sela-sela gigi dibersihkan setiap hari dengan benang atau pembersih interdental.

"Jadikan menyikat gigi menyenangkan, nyanyikan lagu-lagu lucu yang anak suka. Kalau perlu, kunjungi dokter gigi untuk membersihkan gigi secara profesional," tuturnya.

Bahkan, ia menyarankan posisi menyikat gigi bisa dicoba para orangtua. Salah satunya memanfaatkan kursi.

"Posisinya, pasien (anak autis) duduk di lantai. Sedangkan orangtua duduk di kursi di belakang anak. Kepala pasien bersandar di lutut orang tua. Jika anak tidak kooperatif, orangtua bisa meletakkan kaki di atas lengan anak untuk menahannya," tambahnya.

Gunakan Fissure Sealant

Udijanto mengungkapkan, penggunaan sealant adalah cara aman tanpa rasa sakit melindungi gigi dari kerusakan.

Sealant membentuk perisai keras mencegah makanan dan bakteri masuk ke lekukan kecil di gigi menyebabkan pembusukan.

“Penggunaan sealant benar-benar bebas rasa sakit. Gigi juga tidak terasa berbeda setelahnya,” terangnya.

Aplikasi Topikal Fluoride

Menurutnya, fluoride bis diaplikasikan langsung ke gigi dalam bentuk pernis, pasta, gel atau busa. Bahan tersebut bekerja dengan mengikat struktur gigi pada tingkat molekuler. Sehingga membentuk lapisan pelindung dikenal sebagai fluorapatit.

“Fluorapatit ini lebih tahan terhadap pembusukan bakteri dan mengurangi risiko karies. Fluoride bisa digunakan untuk menyembuhkan lesi karies awal yang muncul sebagai bintik putih pada gigi. Penggunaannya direkomendasikan untuk mereka berisiko lebih tinggi terkena karies," tutupnya.(*)

Artikel Terkait