MBG di Tomohon Dorong Kualitas Generasi Muda dan Dampak Positif bagi Masyarakat Lokal
Gizi seimbang dan tepat merupakan kunci mendasar dalam sebagai langkah utama untuk mencetak generasi
Berlibur atau traveling bersama keluarga tentu menyenangkan. Seluruh anggota keluarga akan menikmati hal baru sepanjang liburan.
Merencanakan liburan bersama anak autis membutuhkan pertimbangan cermat akan kebutuhan unik mereka dengan memahami kebutuhan dan memilih destinasi sesuai dengan kondisi mereka sehingga bisa menciptakan pengalaman yang aman dan menyenangkan bagi mereka.
Pasalnya, anak autis umumnya memiliki kemampuan dan kebiasaan berbeda.
Melansir Kompas.com, autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah suatu kondisi berkaitan dengan perkembangan otak, berdampak pada cara seseorang memandang dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga menyebabkan masalah dalam interaksi dan komunikasi.
Mengenal berbagai dampak disebabkan autisme bisa membantu memberikan pendampingan terbaik.
Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), autisme bisa menyebabkan seseorang berperilaku, berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang lainnya.
Terkait traveling, anak autis perlu perhatian khusus. Penting untuk diingat bahwa setiap anak autis itu unik, dan apa yang cocok untuk satu anak mungkin juga tidak cocok untuk yang lain.
Perjalanan jauh dengan anak-anak, baik anak dengan disabilitas maupun tidak, terkadang bisa menimbulkan kekhawatiran dan stres, termasuk pada anak autis.
Anak autis memiliki kebutuhan dan preferensi unik membuat bepergian dengan mereka menjadi agak sulit. Namun, jangan khawatir. Hal tersebut masih bisa diatasi.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tips traveling untuk keluarga dengan anak ASD:
1. Kelola Rutinitas Keluarga
Perlu diketahui orangtua sebelum bepergian adalah rutinitas yang boleh dilakukan dan tidak, serta apa yang dibawa untuk liburan. Misal menu makanan, mainan mereka sayangi, atau rutinitas malam hari.
2. Pastikan Anak Bisa Diidentifikasi Jika Tersesat
Para ahli merekomendasikan untuk memastikan bahwa semua anak bisa diidentifikasi orang lain, ini berjaga-jaga jika mereka tersesat.
Pilihannya, bisa mengenakan gelang atau kalung medis berisi informasi kontak selama perjalanan.
Untuk anak-anak dengan masalah sensori tidak memungkinkan memakai perhiasan dengan nyaman, cobalah mendapatkan tanda pengenal yang bisa diikatkan ke tali sepatu, atau bahkan resleting.
3. Gunakan Cerita Sosial, Permainan Peran dan Media untuk Menggambarkan Kesulitan
Kunci sukses perjalanan bersama anak autis adalah persiapan dengan cara apa pun yang Anda bisa, dan pastikan mereka mengetahui apa yang akan terjadi.
Beberapa cara hebat dengan membuat ilustrasi, menonton video, atau bahkan bermain peran. Ini membantu anak memahami apa saja termasuk dalam perjalanan.
Anak autis mendapat manfaat dari permainan peran karena membantu mereka terbiasa dengan situasi baru seperti perjalanan.
Permainan peran bisa membantu belajar mengelola kekecewaan, kemarahan, dan bahkan ekspektasi.
4. Luangkan Waktu Untuk Istirahat
Istirahat penting bagi setiap wisatawan, terlebih lagi bagi anak autis. Gunakan jadwal mereka guna menentukan waktu terbaik untuk tinggal dan bersantai saat berlibur.
Beristirahatlah di antara berbagai hal yang Anda lakukan, terutama jika anak cenderung mengalami kecemasan karena terlalu banyak rangsangan.
5. Cari Tahu Bandara, Resor, dan Tempat Menarik Lainnya
Bagi orangtua, hal ini merupakan suatu keharusan bisa merencanakan perjalanan yang nyaman bagi anaknya, mulai dari pengalaman di bandara, hingga ke resor dan kembali ke rumah.
Ada beberapa bandara menawarkan trial boarding untuk anak autis dan berkebutuhan khusus. Bandara lain melayani orang-orang berkebutuhan khusus dengan prioritas boarding.
6. Gunakan Cara Inklusif Anak Autis Mendapatkan Bantuan
Meski tampak seperti mimpi, terdapat resor melayani anak-anak autis dan kebutuhan khusus lainnya.
Artinya Anda bisa menikmati liburan keluarga bersama anak-anak dimana kebutuhan semua orang akan terpenuhi.
Hal terbaik tentang liburan all-inclusive seperti ini adalah orangtua bisa istirahat. Karena tim penitipan anak dilatih dalam berbagai bidang termasuk kesadaran sensorik, keterampilan motorik, gambaran umum autisme, program pengembangan, keterampilan sosial, komunikasi, lingkungan, dan kesadaran emosional.
7. Bicarakan Tentang Perjalanan Pulang
Secara keseluruhan, penting bagi anak mengetahui akan kembali ke rumah. Hal ini membantu jika mereka merindukan kampung halaman.
8. Kemas Barang Aktivitas dan Darurat
Ini mencakup hal-hal seperti ponsel, tablet (terisi penuh) dengan pengisi daya, buku aktivitas kerja, musik, dan hal-hal lain disukai anak. Hal ini mengatur suasana untuk bersenang-senang jauh dari rumah.
9. Ketahui Hal Disukai dan Tidak Disukai Anak
Saat merencanakan liburan renungkan kebutuhan sehingga bisa melakukan yang mereka sukai, termasuk kebutuhan anak autis.
10. Merencanakan Hal Tidak Terduga
Pastikan jadwal tidak terlalu kaku. Berikan ruang untuk hal-hal tak terduga dalam perjalanan. Bersikap kreatif, dan jika rencana berubah, tetaplah tenang, meskipun anak Anda sedikit bingung.
Libatkan anak dalam permainan menyenangkan dan spontan untuk mengalihkan perhatian mereka jika keadaan mulai memburuk.
11. Catat Hal-hal Berhasil dan Gagal
Ketika pertama kali pergi berlibur dengan anak autis, pasti akan selalu ada uji coba untuk orangtua. Jadi jangan berharap terlalu tinggi.
Catat hal-hal berhasil dilakukan, dan apa yang tidak. Ini bisa berguna untuk liburan berikutnya.
12. Lihat Foto-foto Bersama Setelah Liburan
Hidupkan kembali pengalaman liburan bersama anak setelah kembali ke rumah dengan melihat dan mengatur foto bersama.
Ini salah satu cara membantu melatih keterampilan dan menghargai pengalaman.(*)