Kartini Media
Ilustrasi mengasah kreativitas dalam bekerja. Foto: Freepik

5 Kemampuan Ini Wajib Dikuasai, Bersaing di Era AI

Teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat membuat kemampuan Anda dipaksa harus cepat beradaptasi agar kualitas diri juga semakin meningkat. Dalam dunia pekerjaan, AI juga mempunyai peranan yang begitu besar.

Artificial Intelligence (AI) terus mentransformasi industri, dengan perkembangan yang begitu cepat perusahaan mencari keahlian khusus untuk membantu karyawan agar sukses di era yang digerakkan oleh teknologi ini. 

Agar dapat bersaing, perusahaan harus mengembangkan kombinasi keahlian teknis dan kemampuan yang berpusat pada manusia yang tidak dapat digantikan oleh AI. 

Melansir idntimes.com ada banyak cara supaya tetap relevan dan punya nilai lebih di era gempuran AI.

1. Kreativitas

AI memang bisa menghasilkan konten atau desain, tapi kreativitas tetap jadi kekuatan utama manusia. Kemampuan berpikir out of the box, menciptakan solusi baru, atau menghasilkan ide yang belum pernah ada adalah sesuatu yang tidak bisa sepenuhnya di-replikasi oleh AI.

Jadi, mulai asah kreativitas dengan eksplorasi hal-hal baru, mencoba hobi yang berbeda, atau bahkan sekadar brainstorming dengan teman. Ingat, kreativitas adalah otot yang harus dilatih terus-menerus!

2. Kecerdasan Emosional

AI bisa membaca data, tapi tidak bisa memahami perasaan manusia secara mendalam. Dalam dunia kerja, kecerdasan emosional (EQ) jadi modal penting untuk membangun hubungan yang solid, baik dengan rekan kerja maupun klien. Misalnya, bagaimana Anda menenangkan klien yang stres atau menyemangati tim yang sedang down.

Untuk meningkatkan EQ, coba refleksikan cara Anda merespons orang lain, dengarkan dengan lebih empati, dan latih kemampuan menyelesaikan konflik dengan kepala dingin. Di era serba otomatis ini, sentuhan manusiawi selalu jadi keunggulan.

3. Kemampuan Beradaptasi

Teknologi berkembang begitu pesat, sehingga siapa pun yang tidak mau belajar hal baru akan mudah tertinggal. Kemampuan beradaptasi bukan cuma soal mempelajari software baru, tapi juga tentang mentalitas yang fleksibel menghadapi perubahan. Contohnya, ketika perusahaan beralih ke sistem otomatis, Anda harus siap mempelajari teknologi itu tanpa ragu.

Mulailah dengan menerima perubahan sebagai peluang, bukan ancaman. Gabung di komunitas belajar online, baca tren terbaru, atau ikuti kursus yang relevan. Ingat, mereka yang bertahan bukan yang paling kuat, tapi yang paling mampu beradaptasi.

4. Pemikiran Kritis

Meski AI bisa memproses data dalam jumlah besar, kemampuan untuk mengevaluasi informasi dan mengambil keputusan yang tepat tetap menjadi tanggung jawab manusia. Kemampuan berpikir kritis membantu memahami mana informasi yang valid, mana yang sekadar hype. Misalnya, saat Anda harus memilih strategi bisnis, perlu menganalisis risiko dan dampaknya, bukan sekadar mengikuti tren.

Latih kemampuan ini dengan bertanya lebih dalam tentang hal-hal yang Anda temui. Jangan langsung percaya pada satu sumber informasi, tapi coba cek dari berbagai perspektif. Dengan begitu, Anda bisa menjadi individu yang lebih bijak dalam mengambil keputusan.

5. Kolaborasi

AI mungkin bisa bekerja tanpa istirahat, tapi kerja tim tetap membutuhkan sentuhan manusia. Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain adalah keampuan yang akan selalu dibutuhkan. Dunia kerja di era AI seringkali menggabungkan tim lintas disiplin, jadi kemampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi jadi nilai lebih.

Bangun kebiasaan untuk terbuka terhadap ide orang lain, hormati perbedaan pendapat, dan fokus pada tujuan bersama. Kolaborasi yang baik tidak hanya menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas, tapi juga lingkungan kerja yang lebih positif dan menyenangkan.(*)

Artikel Terkait