Kartini Media
Ilustrasi karyawan bekerja. Foto: Freepik

Menjadi Kutu Loncat dalam Karier, Ternyata Ini Dampaknya

Di dunia karier, tidak sedikit orang dianggap sebagai kutu loncat lantaran sering berganti-ganti pekerjaan. Beberapa orang menganggap fenomena kutu loncat sebagai hal negatif karena dianggap mempermainkan perusahaan dan tidak loyal.

Namun, di sisi lain, kutu loncat dianggap sebagai tindakan wajar mendapatkan tempat kerja yang nyaman sesuai keinginan pekerja.

Dampak Kutu Loncat Pekerjaan

Beraneka alasan menjadi penyebab kutu loncat dalam karier, seperti mencoba mengikuti jabatan pekerjaan yang digandrungi pada masa sekarang, merasa jenuh dan bosan, hingga faktor lain seperti terlalu banyak tuntutan pekerjaan.

Merangkum berbagai sumber, berikut dampak positif kutu loncat:

1. Menguasai Berbagai Bidang Pekerjaan

Sering berpindah tempat pekerjaan, umumnya handal dalam berbagai bidang pekerjaan. Hal ini lantaran memiliki banyak pengalaman dari perusahaan-perusahaan sebelumnya.

2. Pengembangan Keterampilan

Karena harus beradaptasi dengan lingkungan kerja berbeda-beda, sehingga bisa mengembangkan keterampilan, adaptasi, komunikasi, dan penyesuaian diri dengan cepat.

3. Mempunyai Koneksi Tidak Sedikit

Karyawan sering berpindah bisa membangun jaringan kontak lebih luas. Jaringan ini bisa membantu mencari peluang pekerjaan baru, berbagi pengalaman, dan mendapatkan dukungan profesional.

4. Pemahaman Industri Lebih Mendalam

Bisa mengembangkan pemahaman lebih mendalam tentang tren dan dinamika memengaruhi berbagai sektor industri.

Sedangkan dampak negatif kutu loncat:

1. Karier Sulit Berkembang

Hal ini bisa disebabkan penilaian dari pihak perusahaan menganggap kutu loncat tidak setia dan kurang bisa dipercaya.

2. Tidak Menjamin Keberlangsungan Kerja

Perusahaan membutuhkan karyawan dengan loyalitas tinggi, bagi karyawan kurang loyal terkadang dipandang sebelah mata. Saat memberlakukan pengurangan karyawan pihak perusahaan sangat mudah menentukan siapa saja yang pantas diberhentikan, yaitu karyawan kurang loyalitas.

3. Kurang Pengembangan Hubungan dan Jaringan Jangka Panjang

Karyawan sering berpindah kesulitan membangun hubungan jangka panjang di tempat kerja. Hubungan ini bisa menjadi aset berharga dalam perkembangan karier dan mendukung kesuksesan profesional.

4. Kurang Pengembangan Keterampilan Spesifik

Beberapa pekerjaan memerlukan waktu untuk mengembangkan keterampilan spesifik. Jika seseorang sering berpindah, maka tidak memiliki kesempatan benar-benar menguasai atau mengembangkan keterampilan tertentu.

Wawancara Kerja

Jika sering berpindah pekerjaan, bersiap diinterogasi selama wawancara kerja. HRD mungkin khawatir tentang integritas serta tanggung jawab calon karyawan sebelum penerimaan.

Untuk melawan stigma tersebut, mengutip dari Forbes, jujurlah tentang alasan setiap perpindahan pekerjaan atau perusahaan.

Hindari menyalahkan mantan atasan dan rekan kerja karena strategi itu akan menjadi bumerang dan memperkuat kecurigaan.

Fokus pada sisi positif berbagai pekerjaan yang berbeda. Bicarakan tentang seberapa banyak dipelajari di setiap peluang baru.

Bisa tampil sebagai konsultan manajemen tingkat tinggi yang belajar di setiap perusahaan tentang strategi apa yang berhasil dan yang tidak.

Bisa memberikan wawasan tentang operasional perusahaan pesaing. Pastikan memberi tahu HRD bahwa ini bukan sekadar pekerjaan, tetapi benar-benar mencintai perusahaan, orang-orang, peluang, pernyataan misi, produk, dan layanan perusahaan.(*)

Artikel Terkait