Kartini Media
Ilustrasi menderita demam berdarah. Foto: Freepik

Cuaca Panas Bikin Virus Demam Berdarah Dengue Lebih Ganas, Begini Ulasannya

Virus Demam Berdarah Dengue atau DBD bisa menjadi lebih ganas seiring dengan meningkatnya suhu udara, demikian menurut sebuah penelitian terbaru.

Para peneliti di Rajiv Gandhi Centre for Biotechnology (RGCB) di Kerala menemukan bahwa demam berdarah menjadi lebih parah dan tidak bersahabat pada model hewan ketika virusnya (DENV) ditumbuhkan di dalam sel yang berasal dari nyamuk, terpapar pada suhu lebih tinggi.

Hasil Penelitian

Dikutip dari Indiatoday.in, penelitian dipublikasikan dalam jurnal FASEB ini bisa membantu memprediksi dan mengurangi tingkat keparahan dan virulensi dengue, diperkirakan memiliki beban penyakit global sebesar 390 juta kasus per tahun.

"Demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, kemampuan virus penyebabnya untuk tumbuh di dalam sel nyamuk dan juga pada manusia merupakan faktor penting dalam virulensi virus. Suhu tubuh nyamuk tidak konstan seperti pada hewan yang lebih tinggi dan meningkat atau menurun seiring dengan suhu lingkungan," kata Easwaran Sreekumar, ketua tim peneliti dari RGCB.

Penelitian ini dilakukan pada model tikus, dimana strain virulen yang diperoleh dari pertumbuhan suhu yang lebih tinggi menyebabkan peningkatan keberadaan virus dalam darah, pendarahan dan perubahan jaringan yang parah pada organ vital seperti jantung, hati, dan ginjal, yang merupakan ciri khas penyakit dan bahkan kematian.

Dr. Sunil Kumar Chaudhary, Konsultan, Penyakit Dalam, Fortis Escorts, mengatakan bahwa karena penelitian ini dilakukan pada model hewan, maka sangat penting untuk mengumpulkan data yang bisa diandalkan dari populasi manusia untuk memvalidasi temuan ini.

Ilustrasi virus DBD ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Foto: Freepik

Untuk memerangi infeksi virus dengue, tindakan pencegahan yang utama dan penting adalah pencegahan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

"Untuk memerangi infeksi virus dengue, langkah pencegahan yang utama dan penting adalah pencegahan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini umumnya berkembang biak di wadah air buatan manusia yang biasa ditemukan di dalam dan di sekitar rumah, lokasi konstruksi, dan pabrik," kata Chaudhary.

Habitat larva alami termasuk lubang pohon, ketiak daun, dan tempurung kelapa. Di daerah yang beriklim panas dan gersang, tangki di atas kepala dan tangki penyimpanan air tanah menjadi tempat perkembangbiakan utama.

Upaya Mencegah Penularan

Sebagai tindakan pencegahan, individu harus mempertimbangkan mengenakan kemeja lengan panjang, mengoleskan obat nyamuk pada kulit terbuka, menggunakan kelambu, dan tetap terhidrasi dengan baik dengan mengonsumsi air dalam jumlah yang cukup. Praktik-praktik ini bisa membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk dan infeksi demam berdarah, jelas Chaudhary.

Dr. Tushar Tayal, Konsultan Penyakit Dalam di Rumah Sakit CK Birla mengatakan bahwa virus bisa bertahan hidup dengan lebih baik dalam cuaca yang lebih hangat.

"Setiap tahun di akhir musim hujan dan ketika suhu mulai meningkat lagi, kondisi ini menjadi optimal untuk kelangsungan hidup dan perkembangbiakan virus," kata Tayal.

Sebagai negara tropis, perubahan cuaca bersifat siklus ini akan terus berlanjut. Oleh karena itu, Tayal menyarankan harus menemukan langkah-langkah menahan dan mengendalikan penyebaran nyamuk hingga vaksin demam berdarah tersedia.

Gejala-gejala dari demam berdarah adalah kondisi-kondisi mirip dengan flu, termasuk demam tinggi datang secara tiba-tiba dalam beberapa gelombang, rasa sakit di belakang mata, nyeri otot, sendi dan tulang, sakit kepala yang parah, rasa kenyang di perut, mual dan muntah dan ruam kulit dengan bintik-bintik merah, yang terjadi pada hari kelima dari penyakit ini.(*)

Artikel Terkait