Google Tergeser, Gen Z Gunakan TikTok Sebagai Mesin Pencari Informasi Online
Kebiasaan Googling kini mulai tergeser tren baru. Generasi Z atau Gen Z tumbuh di era internet mulai
Bayi dengan kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) berisiko tinggi mengalami tengkes alias stunting.
Berdasarkan data, Indonesia menempati peringkat kelima angka kelahiran prematur dan BBLR. Dari 100 bayi lahir, terdapat 10 bayi lahir secara prematur dan tujuh diantaranya dengan kondisi BBLR.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, bayi dengan berat lahir rendah memengaruhi sekitar 20 persen terjadinya stunting di Indonesia. Artinya, kejadian tengkes disumbang sepertiga oleh kelahiran prematur.
BBLR bisa mengakibatkan masalah tumbuh kembang pada anak. Gangguan perkembangan fisik, pertumbuhan terhambat, imunitas rendah merupakan contoh kondisi yang mengancam bayi lahir dengan berat badan di bawah rata-rata.
Berat Bayi Lahir Rendah
BBLR merupakan kondisi ketika seorang anak lahir dengan berat di bawah 2.500 gram atau sekitar 1.500-2.499 gram. Sementara, berat badan lahir bayi normal yaitu 2.500 gram atau lebih.
Bayi dengan berat badan lahir rendah umumnya terlihat lebih kurus karena memiliki sedikit lemak. BBLR menyebabkan kepala bayi tampak lebih besar dibandingkan dengan anggota tubuh lainnya.
Karena itu, bagi para calon orangtua perlu mengetahui pemicu berat badan lahir rendah pada bayi sehingga bisa lebih waspada.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah:
Lahir Prematur di Bawah 37 Minggu
Bayi lahir kurang dari 37 minggu atau prematur memiliki waktu lebih sedikit tumbuh dan berkembang dalam rahim sang ibu. Itu sebabnya, bayi lahir prematur mempunyai BBLR atau tidak mencapai berat badan normal.
Ibu Hamil Punya Masalah saat Kehamilan
Ibu hamil selama mengandung memiliki masalah seperti darah tinggi, preeklamsia, bahkan kurang memenuhi kebutuhan gizi.
Usia Ibu Hamil
Usia ibu hamil tidak ideal saat mengandung bisa di bawah 18 tahun atau di atas 35 tahun.
Infeksi Kehamilan
Selama proses kehamilan, ibu hamil mengalami infeksi.
Konsumsi Obat-obatan
Ibu hamil mengonsumsi obat-obatan keras, merokok, dan alkohol selama kehamilan.
Agar anak lahir normal dan tidak berisiko di masa depan, perlu pencegahan sejak dini:
1. Pola Hidup Sehat
Jauhkan ibu hamil dari alkohol, obat-obatan, dan rokok.
2. Rutin Periksa ke Dokter
Tujuannya agar kebutuhan hormon dan nutrisi ibu dan bayi termonitor dengan baik.
3. Perbanyak Istirahat
Jangan memaksa tubuh, lakukan aktivitas berat, dan temukan posisi nyaman agar waktu istirahat berkualitas.(*)