Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Nganjuk, Ini Kata Anggota DPR RI
Program MBG resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025 lalu dan secara bertahap akan menjangkau berbagai
Generasi Z atau selalu ramai jadi sorotan dalam banyak hal, termasuk pekerjaan. Pasalnya, generasi ini termasuk kelompok akan menyokong produktivitas dan nasib Indonesia ke depannya.
Generasi Z sering disingkat menjadi Gen Z dan dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai zoomer, adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012, kelompok demografis menggantikan generasi Milenial dan sebelum generasi Alfa. Saat ini, Gen Z berusia 12 hingga 27 tahun.
Berdasarkan riset Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk lahir antara tahun 1997-2012 sebesar 34,7 persen dari 192,67 juta penduduk Indonesia.
Terkait pekerjaan, sebuah survei mengungkap bahwa mayoritas Gen Z menyatakan gaji menjadi faktor utama memilih pekerjaan.
Melansir Kompas.com, berdasarkan hasil survei Jakpat dan Jangkara pada 2024 melibatkan 1.377 responden Gen Z, sebanyak 40 persen Gen Z menilai besaran gaji ideal di kisaran Rp5-10 juta.
Sementara, 31 persen responden berekspektasi mendapatkan gaji sebesar Rp1-5 juta, dan 15 persen berekspektasi gaji Rp10-20 juta. Hanya 14 persen responden berekspektasi gaji di atas Rp20 juta.
Masih berdasarkan laporan Jakpat dan Jangkara, hanya 33 persen Gen Z mengaku gaji yang mereka dapatkan saat ini mendekati ekspektasi mereka.
Sementara, sebanyak 34 persen responden merasa gaji yang mereka dapatkan di bawah harapan mereka, dan 33 persen merasa gaji saat ini di atas ekspektasi.
Hanya 33 persen responden menyebut gaji mereka saat ini ada di angka moderat, alias tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah dari ekspektasi gaji diharapkan.
Survei dilakukan Jakpat dan Jangkara secara online pada 1-3 Juni 2024 lalu diikuti 1.377 responden, 52,4 persen merupakan perempuan, dan 47,6 persen laki-laki.
Mayoritas responden berusia 16-25 tahun. Sebanyak 36 persen responden merupakan pelajar atau mahasiswa, 19 persen karyawan swasta, 15 persen freelance, 14 persen tidak bekerja, dan sisanya merupakan ibu rumah tangga, wirausaha, guru, dosen, tutor, pegawai negeri, hingga tenaga kesehatan.(*)
