Kartini Media

Lingkungan Kerja Toxic, Apa Saja Faktornya?

Lingkungan kerja toxic menjadi hal yang paling sering dibahas di media sosial. Mereka yang terjebak dalam situasi seperti itu biasanya mengalami tekanan psikologis.

Karena lingkungan kerja toxic itu tidak sedikit yang kemudian memilih untuk mengundurkan diri. Mereka tak tahan lagi dengan dampaknya yang bisa sampai membuat depresi.

Lingkungan kerja seperti itu mendorong perilaku kontraproduktif dan dapat merusak efisiensi organisasi. Karyawan yang tertekan tak lagi merasa terlibat dengan pekerjaannya.

Tak cuma itu, kreativitas dan inovasi para karyawan bakal ikut mandek ketika psikologis bermasalah. Dan ini akan mengakibatkan produktivitas yang dihasilkan perusahaan menurun.

Laporan penelitian dari MIT Sloan Management Review menyebutkan, lingkungan kerja toxic memberikan dampak 10 kali lebih besar bagi karyawan untuk mengundurkan diri ketimbang gaji yang rendah.

Ada beberapa faktor yang bisa mendeskripsikan lingkungan kerja toxic. Hal ini didasarkan studi yang dilakukan para ahli, seperti dikutip dari Healthline.com;

- Kepemimpinan yang ofensif (sering mengancam pecat karyawan)

- Intimidasi

- Pengucilan

- Gosip yang berlebihan

- Atasan/rekan kerja yang pasif

- Pelecehan

- Prasangka negatif

- Beban kerja tidak realistis

- Menganggap kinerja yang lain buruk, agar kerjanya terlihat baik

- Jadwal kerja yang tidak menentu

- Perilaku narsis

- Kondisi kerja yang tidak aman

- Kritik yang tidak membangun

Artikel Terkait