Google Tergeser, Gen Z Gunakan TikTok Sebagai Mesin Pencari Informasi Online
Kebiasaan Googling kini mulai tergeser tren baru. Generasi Z atau Gen Z tumbuh di era internet mulai
Selain riasan wajah, kuku menjadi bagian penting menunjang penampilan. Memiliki kuku sehat dan bersih bisa memberikan kesan tersendiri terhadap tampilan.
Karenanya, tak heran perempuan gemar menghias kuku sedemikian rupa dengan nail art. Meski dirawat, kuku bisa berjamur.
Nail artist sekaligus pemilik Pretty Fast, Shinta Dewi menyebut kondisi bisa menyebabkan kuku berjamur dan rusak setelah menggunakan cat kuku, dikutip dari Kompas.com:
Ilustrasi mengaplikasikan cat kuku. Foto: Freepik
1. Memakai cat kuku abal-abal
Shinta menyatakan bahwa masih banyak orang kurang selektif memilih cat kuku dengan bahan-bahan yang aman dan membeli karena harga murah.
Sebaiknya, pilih kutek tersertifikasi BPOM dan pastikan tidak memiliki kandungan berbahaya seperti toluene, formaldehyde, dibutyl phthalate, formaldehyde resin, xylene, dan lainnya.
“Kutek itu sekarang juga masih banyak yang ingridients-nya ngasal dan enggak dapat sertifikasi BPOM. Itu enggak disarankan sih,” kata Shinta kepada Kompas.com di Pretty Fast PIM 2, belum lama ini.
Kandungan tersebut bisa masuk ke dalam tubuh dan memicu gangguan kesehatan, bukan cuma pada kuku tetapi juga tubuh secara keseluruhan.
“Tapi kalau virus atau bakteri yang bisa ngerusak kulit dan kuku itu bisa disebabkan dari kuteknya juga salah satunya,” ujarnya.
2. Kondisi kuku lembap
Menurut Shinta, jamur akan mudah tumbuh pada bagian kuku apabila menggunakan press on nails atau kuku palsu yang di tempel.
Jika nail artist tidak merekatkan kuku palsu dengan sempurna, maka berpotensi muncul rongga antara kuku palsu dan asli.
“Yang bikin berjemur itu sebenarnya kalau gel kuteknya itu enggak bener-bener menempel. Biasanya kan jamur itu terjadinya kalau ada gel kutek yang ada rongganya atau enggak menempel sempurna,” tutur Shinta.
Biasanya kondisi ini kerap terjadi ketika kuku palsu menempel cukup lama di kuku asli. Sehingga ada bagian kurang merekat dan menggelembung, kondisi ini dikenal dengan istilah lifting.
Ketika kuku terkena air, maka air tersebut bisa masuk ke dalam rongga memicu lembap dan berpotensi menimbulkan jamur.
"Kuku itu kan kena air dan juga sabun ketika cuci tangan, mandi, atau lainnya. Nah itu air dan sabun yang masuk ke dalam dan enggak terbasuh akhirnya bikin lembap,” tambah Shinta.
“Lembap itu kalau enggak diperhatikan, lama-lama bisa tumbuh menjadi jamur dan bisa merusak kukunya,” sambungnya.
Oleh karenanya, sangat penting memastikan seluruh permukaan kuku tertutup dengan sempurna.
Shinta merekomendasikan segera menemui nail artist untuk melepas kuku yang sudah tidak rekat meminimalisasi tumbuhnya jamur.
Melansir Mayo Clinic, jamur kuku merupakan infeksi umum pada kuku. Infeksi ini bermula sebagai bercak putih atau kuning kecokelatan di bawah ujung kuku jari tangan atau kaki.
Saat infeksi jamur semakin parah, kuku bisa berubah warna, menebal, dan hancur di bagian tepinya. Jamur kuku bisa menyerang beberapa kuku.
Gejala kuku berjamur meliputi kuku yang:
Faktor yang bisa meningkatkan risiko kuku berjamur meliputi: