Google Tergeser, Gen Z Gunakan TikTok Sebagai Mesin Pencari Informasi Online
Kebiasaan Googling kini mulai tergeser tren baru. Generasi Z atau Gen Z tumbuh di era internet mulai
Setiap ibu selalu ingin memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif di enam bulan pertama kehidupan bayinya. Sebab, pada usia itu, ASI adalah makanan dan sumber nutrisi terbaik bagi bayi yang kandungannya tak diragukan lagi.
Namun, terkadang keinginan ibu tak sejalan dengan kenyataan karena beberapa kondisi seperti stres dan kelelahan mengurus bayi bisa menyebabkan produksi ASI tidak lancar atau bahkan tidak keluar.
Untuk melancarkan produksi ASI bisa mencoba pengobatan akupuntur.
Melansir Halodoc, akupunktur adalah praktik pengobatan tradisional dari Tiongkok menggunakan jarum tipis dimasukkan pada titik-titik tertentu di tubuh.
“Akupuntur adalah bagian dari pengobatan yang aman, bekerja dengan menstimulasi titik-titik energi di tubuh untuk memperbaiki keseimbangan fungsi organ," kata Spesialis Akupuntur medik dr. Newanda Mochtar, Sp.Akp, seperti ditulis Antara.
Pada ibu menyusui, kata Newanda, beberapa titik akupunktur berperan penting merangsang hormon prolaktin dan oksitosin, keduanya berperan langsung dalam produksi dan pengeluaran ASI.
Newanda mengatakan, terapi akupuntur bisa menjadi pilihan karena relatif aman dan bisa dilakukan berbagai usia.
"Pada kondisi tertentu seperti ibu menyusui mengalami infeksi hebat di sekitar payudara, kanker atau tumor, kondisi ini memang dihindari," katanya.
Namun, karena akupuntur tidak menggunakan terapi tambahan lain, maka terapi masih bisa dilakukan pada titik lainnya yang bisa meningkatkan produksi ASI.
Selain itu, terapi akupuntur umumnya tidak menimbulkan efek samping.
Ibu menyusui ingin menjalani akupuntur tak perlu mempersiapkan apapun sehingga terapi ini tak hanya aman tapi juga nyaman untuk dilakukan.
“Akupuntur ini hasilnya sangat baik untuk memengaruhi produksi dan sekresi atau pengeluarannya. Jadi kita harapan tidak hanya terproduksi, tapi juga pengeluarannya lancar agar tidak menyebabkan bengkak dan nyeri,” kata Newanda.
Terapi tersebut bisa dilakukan sejak 1 kali 24 jam setelah ibu melahirkan.
Dokter akan memantau selama 5 hingga 7 hari perkembangan dari terapi tersebut. Apabila jumlah ASI sudah cukup, kata spesialis akupuntur medik tersebut, maka terapi selesai dan ibu tak perlu lagi kembali melakukannya.
Melansir laman rspondokindah.co.id, jenis terapi akupunktur meliputi akupunktur manual (tusuk jarum), moksibusi (pemanasan), dan stimulasi listrik.
Akupunktur dilakukan secara rutin dua sampai tiga kali dalam seminggu sampai tercapai produksi ASI dibutuhkan.
Selain akupunktur, ibu menyusui bisa menerapkan pijat oksitosin dibantu pasangan untuk melancarkan produksi ASI.(*)