Ashabul Kahfi: Angka Stunting di Indonesia Mengkhawatirkan
Indonesia masih mengalami stunting yang cukup tinggi yaitu di angka 21,7% atau urutan kedua di Asia
Pelari Ruth Chepngetich asal Kenya memecahkan rekor dunia marathon perempuan dengan selisih hampir dua menit dari rekor sebelumnya.
Dia memenangkan Chicago Marathon dengan catatan waktu 2 jam 9 menit 56 detik, Minggu (13/10/2024).
Chepngetich, 30 tahun, menjadi perempuan pertama memenangkan Chicago Marathon tiga kali. Ini sekaligus memecahkan rekor dunia sebelumnya, 2 jam 11 menit 53 detik, diraih Tigst Assefa asal Ethiopia tahun lalu di Berlin.
"Saya merasa luar biasa, sangat bangga dengan diri saya sendiri. Ini impian yang menjadi kenyataan. Saya berjuang keras, memikirkan rekor dunia. Akhirnya saya berhasil mencapainya," jelas Chepngetich, juara dunia marathon 2019.
Perbedaan tipis selama dua menit itu menjadikan Ruth sebagai pemegang rekor dunia marathon terbaru. Ditambah gelar rekor dunia memang sudah diimpikan Ruth sejak lama.
Sebelumnya, Chepngetich menang di Chicago pada 2021 dan 2022.
Usai menorehkan prestasi tersebut, Chepngetich mengaku terinspirasi mendiang Kelvin Kiptum, mencatat rekor dunia marathon laki-laki di Chicago tahun lalu. Ini hanya empat bulan sebelum meninggal dalam kecelakaan mobil di usia 24 tahun.
"Rekor dunia ini kembali ke Kenya. Saya dedikasikan untuk Kelvin Kiptum," ungkap Chepngetich.
Para pelari mengheningkan cipta sebelum memulai lomba untuk menghormati Kiptum. Penyelenggara membagikan stiker dengan waktu rekor Kiptum, 2 jam 35 detik, kepada 50.000 peserta ditempelkan di nomor dada mereka.
Dengan absen juara Olimpiade Sifan Hassan, pemenang Chicago Marathon 2023, Chepngetich memimpin dengan kecepatan tinggi sejak awal dan mencapai garis setengah marathon dalam waktu 1 jam 4 menit 16 detik. Ini merupakan waktu tercepat kelima dalam sejarah marathon perempuan.
Sutume Kebede asal Ethiopia, mantan rekan latihan Kiptum, berusaha keras berada dekat Chepngetich. Namun perlahan-lahan tertinggal. Kebede finish di posisi kedua dengan catatan waktu 2 jam 17 menit 32 detik. Kemudian, disusul Irine Cheptai dari Kenya di tempat ketiga dengan catatan 2 jam 17 menit 52 detik.
Di balik kemenangannya itu, Chepngetich tampil gemilang sejak awal memulai race di Chicago Marathon. Ia dikabarkan berhasil menuntaskan 5 kilometer pertamanya dalam waktu 15 menit.
Kecepatannya tidak tertandingi membuat Chepngetich berhasil mengalahkan ribuan pelari lain.
Ruth Chepngetich merupakan perempuan kelahiran Kenya 8 Agustus 1994. Pencinta olahraga lari itu memasuki dunia lari profesional di nomor jarak jauh alias maraton pada tahun 2016.
Sejak terjun sebagai profesional, Chepngetich mengikuti berbagai kompetisi maraton nasional dan internasional mewakili negaranya.
Ia pernah memenangkan ajang maraton khusus perempuan diselenggarakan di Istanbul, Turki pada 2018 dengan waktu tempuh 2 jam 18 menit dan 35 detik.
Ruth Chepngetich menjadi juara Dubai Marathon 2020, juara ketiga di London Marathon 2020, hingga Nagoya Women’s Marathon 2022.
Selain itu, Ruth Chepngetich disebut sebagai atlet lari perempuan pendobrak batasan, karena berhasil memecahkan berbagai rekor internasional.
Ia tercatat sangat konsisten memperbarui pace (kecepatan) semakin meningkat dan waktu tempuh cenderung mengecil pada setiap kompetisi.
Sepanjang kiprahnya sebagai atlet, Ruth Chepngetich memegang gelar juara dunia di ajang World Marathon Championship diselenggarakan di Doha, Qatar, pada 2019.
Ia juga memegang rekor pelari tercepat ketiga sepanjang masa dalam nomor half marathon atau 21 kilometer dengan catatan waktu 1 jam 4 menit 2 detik.(*)