Kartini Media
Ratu Margrethe. Foto: Britta Pedersen/dpa

Selain Margrethe II Denmark, Ini 5 Penguasa Kerajaan Dunia Turun Takhta

Salah satu monarki tertua di dunia, Denmark, mempunyai raja baru setelah Ratu Margrethe II turun takhta secara sukarela. Perempuan berusia 83 tahun itu menandatangani surat pengunduran diri.

Associated Press (AP) melaporkan ribuan masyarakat Denmark berkumpul di pusat kota Kopenhagen pada Minggu (14/1/2024) jam 14.00 waktu setempat untuk menyaksikan acara kenegaraan bersejarah itu.

Rencananya, Ratu Margrethe II akan menandatangani surat pengunduran diri sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Sejam setelah Ratu Margrethe mengundurkan diri, putra sulungnya akan dinobatkan sebagai Raja Frederik X di balkon Istana Christiansborg di jantung Ibukota Denmark. Dia adalah putra mahkota Frederik berusia 55 tahun.

Mengundurkan Diri Karena Masalah Kesehatan

Margrethe menjadi pimpinan monarki Denmark pertama secara sukarela melepaskan takhtanya selama hampir 900 tahun. Latar belakang pengunduran diri Margrethe karena masalah kesehatan.

Rencana pengunduran diri sang Ratu, disampaikannya pada malam pergantian tahun 2023-2024.

Margrethe menjalani operasi punggung pada Februari lalu dan baru kembali bekerja pada April.

Terakhir kali monarki Denmark mengundurkan diri secara sukarela adalah pada 1146, ketika Raja Erik III Lam mengundurkan diri untuk memasuki sebuah biara. Margrethe turun takhta 52 tahun setelah berkuasa usai kematian ayahnya, Raja Frederik IX.

“Saya sudah memutuskan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat. Pada 14 Januari 2024, 52 tahun setelah saya mewarisi takhta dari ayah tercinta saya, saya akan turun takhta sebagai Ratu Denmark. Saya akan mewariskan takhta kepada anak saya, Putra Mahkota Pangeran Frederik,” ucap Ratu Margrethe II, sebagaimana dilansir CNN.

Ratu Margrethe II bukanlah satu-satunya penguasa kerajaan dunia turun takhta. Di era monarki modern, ada sejumlah raja dan ratu memilih mundur dengan alasan mereka masing-masing.

1. Raja Edward VIII dari Inggris

Pada tahun 1936 silam, Raja Edward VIII memutuskan turun takhta usai 326 hari berkuasa.

Karena tidak memiliki keturunan, mahkota Kerajaan Inggris diwariskan ke sang adik menjadi Raja George VI.

Abdikasi Edward membuka jalan kepada anak sulung George, Putri Elizabeth, mewarisi takhta. Elizabeth menjadi ratu Inggris dengan masa jabatan terlama sepanjang sejarah.

Mengutip dari situs resmi kearsipan Inggris, Edward VIII turun takhta demi bisa menikahi pujaan hatinya, Wallis Simpson. Wallis merupakan seorang sosialita Amerika Serikat pernah bercerai dua kali.

Dilansir BBC, keinginan Edward VIII menikahi Wallis ditentang pemerintahan Inggris karena menurut Perdana Menteri Stanley Baldwin, warga Inggris tidak akan mau menerima Wallis sebagai permaisuri.

2. Raja Juan Carlos I dari Spanyol

Raja Juan Carlos I merupakan penguasa Kerajaan Spanyol selama 39 tahun. Ia turun takhta pada 2014 silam dan digantikan anaknya, Raja Felipe.

Melansir ABC, Raja Juan Carlos I turun takhta usai popularitasnya di Spanyol menurun drastis akibat skandal yang mengelilinginya, termasuk dugaan suap dan penggelapan uang.

“Hari ini, generasi muda berhak bergerak ke garis depan, dengan energi baru, dengan tekad kuat menciptakan transformasi dan reformasi diperlukan dalam situasi saat ini, dan untuk menghadapi tantangan di hari esok, dengan dedikasi dan intensitas terbarukan,” ucap Juan Carlos I, dikutip dari situs resmi Kerajaan Spanyol.

3. Raja Albert II dari Belgia

Raja Albert II dari Belgia turun takhta setelah menguasai Kerajaan Belgia selama 20 tahun. Ia mundur pada Juli 2012 saat berusia 79 tahun.

Mengutip dari CNN, kabarnya, Albert II berhenti dari posisinya karena ada kekhawatiran terkait usia dan kesehatannya.

Selain itu, ia dikhawatirkan terlalu tua menjalani tugas-tugas sebagai seorang raja, yaitu memberikan nasihat hingga peringatan kepada lembaga pemerintahan di Belgia.

“Setelah kekuasaan selama 20 tahun, saya percaya bahwa telah tiba momen bagi saya untuk mewariskan kekuasaan kepada generasi selanjutnya. Pangeran Philippe sudah sangat siap untuk melanjutkan saya,” kata Albert II pada 2013, dikutip dari France 24.

Ratu Beatrix. Foto: Reuters/RVD/Handout

4. Ratu Beatrix dari Belanda

Ratu Beatrix dari Kerajaan Belanda turun takhta pada 30 April 2013 lalu usai berkuasa selama 33 tahun. Ia mengikuti jejak ibu dan neneknya, Ratu Juliana dan Ratu Wilhelmina, sama-sama turun takhta.

Berdasarkan situs resmi Kerajaan Belanda, Beatrix mundur untuk memberikan jalan kepada anaknya, kini Raja Willem-Alexander berkuasa.

Meskipun sudah tak lagi menjadi Ratu Belanda, Beatrix berjanji tetap mengabdi kepada negaranya.

“Dengan penuh kepercayaan, pada 30 April tahun ini (2013) saya akan mewariskan takhta saya kepada anak saya, the Prince of Orange. Ia dan Putri Maxima sudah sepenuhnya siap untuk mengemban tugas ini. Mereka akan mengabdi kepada negara dengan bakti, mengabdi pada konstitusi, dan memberikan makna kepada takhta dengan seluruh talenta mereka,” ucap Ratu Beatrix, sebagaimana dilansir CNN.

5. Kaisar Akihito dari Jepang

Melansir Tatler, Kaisar Akihito dari Jepang turun takhta pada 2019 usai 30 tahun mengabdi. Ia menjadi kaisar Jepang pertama turun dari posisi dalam 200 tahun terakhir.

Kekaisaran Jepang diwariskan kepada anak tertuanya kini menjadi Kaisar Naruhito.

Akihito turun takhta pada usia ke-85 tahun akibat kondisi kesehatan yang menurun.

Menurut Tatler, sang mantan Kaisar khawatir tidak mampu memenuhi tugas sebagai pemimpin negara simbolik.(*)

Artikel Terkait