Kartini Media
Ilustrasi terapai ABA. Foto: Freepik

Mengenal Terapi ABA untuk Anak Autis

Autis merupakan salah satu gangguan perilaku bisa terjadi pada seseorang karena kelainan perkembangan saraf otaknya.

Mayoritas kasus autis bisa terlihat gejalanya sejak anak-anak. Karena perilaku autis muncul dalam intensitas beragam tiap individu.

Gejala tersebut pada anak bisa ditandai dengan keterlambatan bicara, tak terlalu tertarik pada orang lain, atau bertingkah laku tak biasa.

Pada umumnya gejala tersebut tampak sebelum berusia 3 tahun. Ada berbagai cara mengurangi gejala tersebut. Salah satunya menjalani terapi ABA.

Pengertian ABA

Mengutip cae-indonesia.com, Applied Behavior Analysis (ABA) adalah sebuah pendekatan psikologi pendidikan digunakan untuk membantu proses pembelajaran anak-anak dalam spektrum Autisme.

Pendekatan ABA merupakan suatu proses pengajaran/intervensi mengaplikasikan perilaku melalui proses analisa (Applied Behavior Analysis).

Dasar analisa yaitu data anak (child centered data driven) menjadi dasar penyusunan program pembelajaran atau terapi.

Cara Kerja Terapi ABA

Terapi ABA membantu anak autis sejak tahun 1960-an. Cara kerjanya menggunakan strategi tertentu, dan strategi ini harus terapis aplikasikan kepada anak dengan cara fleksibel.

Tidak semua anak dengan autisme akan merespons dengan cara yang sama atau mengerti dengan kecepatan yang sama.

Program ini terstruktur serta terdiri dari serangkaian strategi dan teknik yang digunakan mengajarkan keterampilan baru serta mengurangi perilaku tidak sesuai.

Terapi ABA bermanfaat bagi anak autis. Melalui terapi ini, anak autis diharapkan bisa memiliki kualitas hidup lebih baik.

Berikut beberapa tujuan terapi ABA untuk anak autis:

  • Meningkatkan keterampilan perawatan diri.
  • Mengembangkan keterampilan bermain dan sosial.
  • Meningkatkan kemampuan anak untuk mengelola perilaku mereka sendiri.
  • Meningkatkan kemampuan bahasa anak dan komunikasinya.
  • Mengembangkan perhatian, fokus, memori, dan akademik.
  • Mengurangi perilaku bermasalah, seperti kurang perhatian, agresi, dan anak sering berteriak.(*)

Artikel Terkait